Senin, 27 Maret 2017

Psikologi Pendidikan: "Motivasi"

Edit Posted by with No comments
MENGEKSPLORASI MOTIVASI
Seorang pemuda Kanada, Terry Fox, menyelesaikan lari jarak jauh yang luar biasa dalam sejarah (McNally, 1990). Rata-rata dia berlari marathon sejauh 26.2 mil setiap hari selama 5 bulan, dan telah menempuh total 3359 mil. Terry Fox jelas orang yang penuh motivasi karena ia telah kehilangan satu kaki akibat kanker sebelum, sehingga dia dibantu dengan kaki palsu.

Apa Motivasi Itu?
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Terry Fox menyelesaikan larinya karena, ketika ia mengidap kanker, dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa jika dia bisa bertahan hidup maka dia akan melakukan sesuatu untuk membantu mendanai riset kanker. Tindakan Terry Fox dilakukan dengan semangat, punya arah (tujuan) dan gigih (bertahan lama).

Perspektif tentang Motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda:
1. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).
Insentif yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan indikasi tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang/ pujian jika mereka selesai menyelesaikan suatu tugas dengan baik.

2. Perspektif Humanistis
Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif. Perspektif ini berkaitan erat dengan pandangan hierarki kebutuhan Abraham Maslow, bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi dengan urutan sebagai berikut:
• Fisiologis: lapar, haus, tidur
• Keamanan (safety): bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan
• Cinta dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih sayang dan perhatian dari orang lain
• Harga diri: menghargai diri sendiri
• Aktualisasi diri: realisasi potensi diri
Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Menurut Maslow, aktualisasi diri dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi dan memperingatkan bahwa kebanyakan orang berhenti menjadi dewasa setelah mereka mengembangkan level harga diri yang tinggi dan karenanya tak pernah ke aktualisasi diri.

3. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran ini berfokus pad ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman & Schunk, 2001).
R.W. White (1959), mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien. White mengatakan bahwa orang melakukan hal-hal tersebut bukan karena kebutuhan biologis, tetapi karena orang punya motivasi internal untuk berinteraksi dengan lingkungan secara efektif.

4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Dalam sebuah studi berskala luas, salah satu factor terpenting dalam motivasi dan prestasi murid adalah persepsi mereka mengenai apakah hubungan mereka dengan guru bersifat positif atau tidak (McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001).

Sumber:

Santrock, J.W. 2004. Psikologi Pendidikan. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Tri Wibowo BS. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP

Minggu, 05 Maret 2017

Perencanaan, Instruksi, dan Teknologi

Edit Posted by with No comments


Psikologi Pendidikan-USU
Kelas C
Kelompok 6:
1. Rossy Arramadona Dalimunthe (16-176)
2. Hanan (16-187)
3. Ayu Putri Nurjannah (16-190)
4. Dinda Diana Yumna (16-191)
5. Desri Rahmadiani (16-208)
6. Rizqy Putra (16-210)
7. Fazira Aprilia (16-224)
8. Roudhotul Abadiah (16-229)

Kamis, 02 Maret 2017

Psikologi Pendidikan

Edit Posted by with No comments
Psikologi Pendidikan
Kelas C

Pandangan dan penilaian kami, kelompok enam yang mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan, sehubungan dengan kewajiban setiap mahasiswa untuk memiliki email dan blog dan fenomena pendidikan di Indonesia, khususnya di Medan.

Kemajuan teknologi dewasa ini, berkembang secara pesat. Banyak aktivitas-aktivitas manusia modern yang bisa dilakukan hanya dengan modal teknologi yang canggih. mulai dari mengakses seluruh kejadian dan berita-berita dari seluruh dunia baik yang positif atau pun yang negatif, pekerjaan kantor, hingga proses belajar mengajar yang biasanya dilakukan di dalam sebuah ruangan tertentu. Dan ternyata proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi telah menarik para psikolog untuk mendalaminya lebih lanjut dan dapat menerapkannya kepada pengakses sehingga dapat mengetahui apa efek yang akan ditimbulkan dari proses pembelajaran yang menggunakan teknologi salah satunya pembelajaran dengan menggunakan email dan blog.
Menurut kami diskusi kelompok enam, dengan metode pembelajaran seperti ini tentu sangat bermanfaat.Karena denagn begitu, cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masih adanya kekurangan dalam pembelajaran dan metode pendidikan di Indonesia, sekiranya masyarakat Indonesia terkhusus para pelajar tidak ketinggalan dengan ilmu pengetahuan yang telah perkembang pesat karena adanya internet yang memudahkan dalam mengakses informasi dan bertukar informasi.
Sebagai contoh dengan menggunakan blog sebagai salah satu mediasi pembelajaran, kami menjadi lebih dekat dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tentu saja lebih menyenangkan dan memudahkan kami dalam belajar menggunakan blog ini. Tampilan yang diberikan blog lebih menarik untuk di baca, kami tidak hanya menerima informasi tetapi dengan memposting bahan-bahan yang bermanfaat. Kami dapat pula membagi yang telah kami dapat kepada para pembaca. Dan lagipula, pembelajaran dengan menggunakan internet atau blog lebih efisien waktu dan biaya karena kita juga sekaligus menghemat kertas yang selama ini di gunakan untuk materi dalam pembelajaran.
Tetapi dari hasil yang kami amati, pelajar kota Medan masih belum bisa memanfaatkan dan menyaring sepenuhnya informasi yang mereka terima dari internet. Disini lah peran kita untuk lebih cerdas lagi dalam mengakses informasi yang ada di internet. Penggunaan email sangat memudahkan kami dalam bertukar data dan informasi mengenai hasil diskusi kelompok dengan lebih cepat, tugas yang sedang dikerjakan dan masih banyak lagi. Sehingga kewajiban dalam mempunyai blog dan email pada mata kuliah Psikologi Pendidikan adalah cara yang efektif untuk kami agar dapat mengakses informasi lebih cepat dan mudah.
Demikianlah pendapat kami tentang pentingnya mahasiswa untuk mempunyai email dan blog dalam pembelajaran.

Nama-nama anggota kelompok 6:
1. Rossy Arramadona Dalimunthe (16-176)
2. Hanan (16-187)
3. Ayu Putri Nurjannah (16-190)
4. Dinda Diana Yumna (16-191)
5. Desri Rahmadiani (16-208)
6. Rizqy Putra (16-210)
7. Fazira Aprillia (16-224)
8. Roudhotul Abadiah Lubis (16-229)