Aristoteles
(284-325 SM)
Adalah
generasi akhir dari filsuf-filsuf Yunani. Semasa hidup, Aristoteles telah
banyak meninggalkan tulisan, antara lain berkaitan dengan metafisika, politik,
biologi, pengetahuan, estetika, logika, dll.
Aristoteles,
awalnya, mengikuti filsafat Plato, namun akhirnya ia bergerak dan menemukan
jalan filsafatnya sendiri.
Sebelum
Aristoteles, Democritus (460-360 SM) telah mengemukakan gagasan bahwa
pengetahuan bersumber dari pengamatan. Democritus mengemukakan bahwa
pengetahuan bersumber dari persepsi. Democritus adalah filsuf yang pemikirannya
disebut matrealisme atomic, mekanis, determinis, reduksionis, dan realis
representative.
Roger
Bacon
Adalah
pemikir terbesar zaman Skolastik, karena ia yang pertama dengan tegas
mengemukakan perlunya eksperimen untuk mengembangkan dan perlunya ilmu
pengetahuan bagi kemajuan. Ia membaca pemikiran Aristoteles dari terjemahan
Arab ke Latin.
Bacon
dianggap salah seorang tokoh besar yang membangunkan Eropa dari masa Kegelapan
dan melahirkan Renaisans. Meskipun dipengaruhi oleh sejumlah pemikir Islam,
namun Bacon memisahkan iman dan nilai-nilai moral dari metode eksperimental.
Dengan demikian, Bacon melakukan pemisahan permasalahan etika dengan
epistemology (pemisahan ilmu pengetahuan dengan moral)
Bacon
menulis berbagai bidang ilmiah: geografi, alkemi, dan matematika. Ia
mengemukakan dalam salah satu karyanya, “Opus Magnus” ada 4 sebab yang
menimbulkan kebodohan :
1. Mengandalkan otoritas yang tidak
tepat
2. Pengaruh yang tidak pas dari
adat-kebiasaan (kebudayaan)
3. Pendapat massa yang tidak terpelajar
4. Pamer kebijaksanaan yg sesungguhnya
cuma untuk menutupi kebodohan (Osborne, 2001: 52)
Francis
Bacon (1561-1628)
Dikenal
sebagai Bapak Metode Induktif (empiris-eksperimental) dan menulis buku berjudul
Novum Organum (1620 (Alat/Metode
Baru) yang ia maksudkan sebagai penolakan terhadap metode logika deduktif
Aristoteles.
Adapun
metode empiris-eksperimental Bacon dapat dirumuskan dalam 4 prinsip kerja:
1. Observing
(pengamatan)
2.
Measuring (pengukuran)
3. Explaining
(penjelasan)
4. Verifying
(tes ulang benar-tidaknya) (Anshari, 1987: 61)
Di
samping tahapan metode eksperimen, Bacon juga mengemukakan beberapa “idola
berpikir” yang mesti dihindari:
1. Idola
Tribus (idola prasangka yang dibentuk tradisi, kesukuan); kecenderungan
untuk menerima apa yang diberikan oleh tradisi kita (agama, adat, nilai-nilai)
tanpa sikap kritis
2.
Idola Specus (prasangka individu) yang
menyebabkan seseorang terkurung dalam “gua” sendiri disebabkan oleh adanya
prasangka pribadi, sehingga seseorang cenderung menarik kesimpulan sendiri
dengan selera sendiri.
3. Idola
Fori (idola pasar): seseorang yang cepat dipengaruhi orang-orang yang
bicara (pandangan massa)
4. Idola
Theatri (idola panggung): prasangka pemikiran atau teori dogmatis
(memperdaya seseorang), sehingga berakibat menumpulkan daya berpikir kritis.
Pemikiran
Bacon sangat mempengaruhi tradisi empirisme Inggris (Hobbes, Locke) serta
pemikir Pencerahan Prancis, seperi Antoine Destutt de Tracy (1797), yang
akhirnya menghasilkan konsep ideology, yang ia kemukakan dalam buku Elements d’ideologie yang ditulis antara
tahun 1801 dan 1815.
Thomas
Hobbes (1588-1679)
Baginya,
pikiran adalah tubuh (otak), sedangkan pikiran (nalar) adalah produk sensasi.
Hobbes menerima pandangan dunia ilmiah yang deterministic, dan sangat terkesan
dengan tuntutan objektivitas dan kepastian ilmu pengetahuan (seperti kepastian
matematik)
Hobbes
juga berbicara tentang filsafat politik. Hobbes ingin membangun filsafat
politik yang dapat membantu menciptakan negara yang aman dan adil. Untuk itu,
bagi Hobbes masyarakat harus dilihat sebagai arloji, tidak memiliki kebebasan
dan tidak bertindak menurut akal budinya, melainkan mekanisme psikis yang ada
di dalam dirinya.
John
Locke (1632-1704)
Di
bidang filsafat ilmu pengetahuan, dikenal sebagai salah seorang peletak dasar
empirisme. Ia terpengaruh oleh pandangan keilmiahan Newton dan filsafat
Descartes. Setelah membaca tulisan Descartes, ia tertarik pada filsafat, tetapi
justru mengambil jalan yang berbeda dengan mengkritik pandangan rasionalisme
Descartes.
Locke
seorang empiris radikal yang membenci metafisika, ini ditunjukkan dari suratnya
pada seorang temannya yang mengkritik Leibniz: “Kamu dan saya sama-sama sudah
muak dengan permainan seperti ini.”
Locke
menolak gagasan Descartes mengenai ide dan pengetahuan bawaan. Dengan
menyatakan, segala sesuatu yang ada pada pikiran kita, berasal dari pengalaman
indrawi (sosok tabularasa). Kita lahir sepeti kertas putih dan pengalaman
indrawilah yang mengisi otak itu (Raeper, 2000).
Menurut
Locke, semua ide yang berasal dari pengalaman terdiri dari 2 macam:
1. Ide-ide yang berasal dari pengalaman
lahiriah atau eksternal (external
sensation)
2. Ide yang berasal dari pengalaman
batin atau internal (internal sense atau
reflexion)